SEJARAH SOEHARTO
Soeharto adalah Presiden ke 2 Indonesia dan merupakan presiden terlama yang pernah menjabat di Indonesia yaitu 32 tahun . Pria kelahiran 08 Juni 1921 adalah salah satu sosok penting dalam sejarah dan pembangunan Indonesia . Soeharto mulai menjadi Presiden di Indonesia 12 Maret 1967 menggantikan persiden Soekarno . Soeaharto di kenal di Indonesia sebagai bapak pembangunan dan di dunia sebagai The Smilling General " Sang Jendral yang tersenyum "
PERJALANAN MILITER
- Lulus sekolah Militer 1940 ( Lulusan Terbaik )
- Masuk TNI dan menjabat Kopral 1945
- Letnan Kolonel 1 Maret 1949 ( Perang 6 Hari di Yogyakarta )
- Kepala Staf Panglima Tentara 3 Juni 1956
- Kolonel 1 Januari 1957
- Panglima Korps Tentara 1 Cadangan Umum AD 1 Oktober 1961
- Mayor Jendral 1 januari 1962
- Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat ( Pangkostrad )
PERISTIWA G30S/PKI DAN PERLAWANAN SOEHARTO TERHADAP GERAKAN G30S/PKI
Pada tahun 1960 - 1966 adalah masa masa kelam sejarah Indonesia ,Partai Komunis Indonesia ( PKI ) mencoba melakukan pemberontakan di Indonesia untuk ke 3 kalinya , dimana PKI menjadi salah satu Partai terbesar di Indonesia dan Partai Komunis terbesar ke 3 di Dunia . Pada tanggal 30 September 1965 terjadi penculikan dan pembunuhan terhadap para Jendral dari 7 Jendral yang berusaha untuk di culik hanya 1 jendral yang selamat yaitu Jendral AH Nasution . Pasca Pembunuhan terhadap sejumlah Jendral PKI mampu menguasai dua sarana komunikasi vital yaitu RRI di jalan merdeka barat dan Kantor Telekomunikasi yang terletak di jalan merdeka selatan . Soeaharto menerima informasi pada tanggal 01 October 1965 dan segera melakukan langkah cepat untuk :
- Menemukan pimpinan nya ( baik yang sudah gugur ataupun masih hidup
- Menghindarkan TNI AD dari kelumpuhann ( akibat kekosongan pemimpin )
- mempersiapkan tindakan apa yang mesti di lakukan , ia kemudian membuat langkah langkah sbb :
- Pemetaan Situasi
Mayjen Soaharto menghimpun sebanyak mungkin informasi dan melakukan pemetaan situasi untuk kemudian di telaah bersama - sama perwira kostrad lain nya digunakan untuk menentukan langkah langkah kostrad berikutnya
- Mencegah Kelumpuhan TNI AD
Mayjen Soeharto menggunakan Konvensi ( hukum kebiasaan ) manakala men/pangad berhalangan . Ia mengisi kekosongan pimpinan puncak TNI AD sebagai pimpinan sementara
- Konsinyir Pasukan Perwira dan TNI AD
Mayjen TNI meminta Pangdam V Jaya Umar Wirahadikusumah untuk menutup semua jalur keluar masuk jakarta dan menginstruksikan agar semuapergerakan pergerakan satuan AD atas sepengetahuan dirinya .
- Kordinasi antar angkatan
Mayjen Soeharto melakukan kordinasi dengan angkatan angkatan lain ( angkatan Laut , Kepolisiann , dab Angkatan Udara melalui Leo Watimena )
- Mobilisasi satuan pemukul - pemukul
Serangan balasan fisik terhadap pasukan pasukan G30 SPKI dilakukan dengan mobilisasi satuan satuan Angkatan Darat yang tersisa dengan basis RPKAD pimpinan Kolonel Sarwo Edhie Wibowo
- Netralisasi Yon 530 dan 454
Netralisasi anggota anggota kesatuan Yon 530 Para Brawijaya dan Yon 454 para diponegoro dilakukan perwira perwira Kostrad . Netralitas dilakukan dalam bentuk penyadaran bahwa :
- Dewan Jendral hanyalah isu dan tidak benar hendak melakukan coup kepada presiden
- Penugasan disekitar monas dalam rangka menjaga keselamatan presiden dari coup kepada presiden
- melalui komunike dan dekrit dewan revolusi dapat diketahui bahwa misi penjagaan terhadap keselamatan presiden dari di istana merupakan kamuflase pimpinan G30S/PKI yang sebenrenya sedang melakukan coup . Mayjen Soeharto memberi deadline kepada mereka agar bergabung dengan Kostrad
- Pembebasan RRI dan Telkom
Pada 01 Oct 1965 pukul 17.00 Mayjen Soeharto memerintahkan pasukan RPKAD pimpinan Kol Sarwo Edhi yang sejak pukul 13:00 WIB . menunggu di Kostrad agar pukul 18.00 WIB membebaskan Telkom dan RRI dari cengkraman PKI . Kedua instrumen komunikasi strategis komunikasi berhasil di kuasai pada pukul 18:40 . Pengaruh terhadap pembebasan RRI dan telkom adalah sbb :
1. Tersumbatnya Instrumen Propaganda G30S/PKI
1. Tersumbatnya Instrumen Propaganda G30S/PKI
Penguasaan Telkom menjadikan G30 SPKI sebagai pemegang monopoli jaringan komunikasi . Penguasaan telkom juga memberikan kekuasaan bagi pelaku G 30 S/PKI melakukan sabotase terhadap pihak pihak yang tidak di kehendaki mengembangkan kordinasi , seperti halnya pemutusan saluran telepon ke istana dan rumah rumah jendral sasaran penculikan
Sedangkan penguasaan RRI memungkinkan pelaku G 30 S/PKI memonopoli instrumenr propaganda publik untuk penyebaran informasi maupun pembentukan disinformasi bagi kepentingan gerakan .
pembebasan Telkom dan RRI oleh pasukan Mayjen Soeharto menajdikan dominasi PKI terhadap sarana vital komunikasi berakhir . Saluran propaganda tersumbat dan mendorong PKI melakukan kordinasi manual .
2. Instrumen Netralisasi Disinformasi
Bebasnya Telkom dan RRI merupakan aset startegis bagi Mayjen Soeharto untuk menetralisir disinformasi G 30 S/PKI yang telah dijejalkan kepada publik Indonesia selama sehari penuh dan segera melakukan klarifikasi atas berbagai kejadian yang dialami bangsa Indonesia dengan menyiarkan pidato pada pukul 19.00 WIB yang isisnya :
a) Pada tanggal 1 Oktober 1945 telah terjadi kontra revolusioner yang menamakan dirinya G 30 S di jakarta
b) Mereka melakukan penculikan enam perwira tinggi ABRI
c) Mereka berhasil menguasai RRI dan Telkom
d) Presiden dan Menkanham/KASAB dalam keadaan aman dan sehat wal afiat
e) Pimpinan AD untuk sementara di pegang Mayor Jendral Soeharto
f) Situasi dan keamanan telah dikuasai kembali
g) Gerakan Letkol Infantri Untung merupakan coup dengan mendemosionerkan Presiden dan kabinet Dwikora
h) Tindakan G 30 S kontra revolusioner dan harus di berantas sampai ek akar akarnya .
Selain membuka kedok G 30 S/PKI ( coup dengan berlindung dibalik penyelamatan presiden ) , penjelasan Mayjen Soeharto melalui RRI juga memunculkan rasa tenang dikalangan masyarakat yang selama satu hari penuh dibingungkan oleh pengumuman pengumuman aneh ( tindakan terhadap para jendral Pembentukan Dewan Revolusi , pengumuman Presiden dan penurunan pangkat kemiliteran ) Implikasi penjelasan itu segera menempatkan pelaku G 30 S/PKI terseudut secara moral serta memunculkan partisipasi luas dari masyarakat untuk melokalisir aktifitas G 30 S/PKI di daerahnya masing masing .
3. Tersendatnya Perebutan kekuasaan lokal
Pengumuman Majen Soeharto membawa implikasi tersendatnya proses perebutan kekuasaan lokal sebagai tidak lanjut komunike Letkol Inf . Untung dan Dekrit Dewan Revolusi . Sebagaimana perintah (Sjam ) BBC, Instruksi gerakan akan diberikan melalui siaran RRI . Ketika gerakan mereka baru dimulai dalam tahap awal , Mayjen Soeharto telah menyiarkan pengumuman yang dapat segera di telaah sebagai cerminan kegagalan gerakan induknya di Jakarta .
Masih banyak upaya Soeharto untuk meredam pergerakan PKI yang sangat berbahaya , contoh fakta di atas menjelaskan sedikit dari banyak usaha yang dilakukan oleh Soeharto dalam menahan serangan Kudeta yang akan di lakukan oleh PKI .
2. Instrumen Netralisasi Disinformasi
Bebasnya Telkom dan RRI merupakan aset startegis bagi Mayjen Soeharto untuk menetralisir disinformasi G 30 S/PKI yang telah dijejalkan kepada publik Indonesia selama sehari penuh dan segera melakukan klarifikasi atas berbagai kejadian yang dialami bangsa Indonesia dengan menyiarkan pidato pada pukul 19.00 WIB yang isisnya :
a) Pada tanggal 1 Oktober 1945 telah terjadi kontra revolusioner yang menamakan dirinya G 30 S di jakarta
b) Mereka melakukan penculikan enam perwira tinggi ABRI
c) Mereka berhasil menguasai RRI dan Telkom
d) Presiden dan Menkanham/KASAB dalam keadaan aman dan sehat wal afiat
e) Pimpinan AD untuk sementara di pegang Mayor Jendral Soeharto
f) Situasi dan keamanan telah dikuasai kembali
g) Gerakan Letkol Infantri Untung merupakan coup dengan mendemosionerkan Presiden dan kabinet Dwikora
h) Tindakan G 30 S kontra revolusioner dan harus di berantas sampai ek akar akarnya .
Selain membuka kedok G 30 S/PKI ( coup dengan berlindung dibalik penyelamatan presiden ) , penjelasan Mayjen Soeharto melalui RRI juga memunculkan rasa tenang dikalangan masyarakat yang selama satu hari penuh dibingungkan oleh pengumuman pengumuman aneh ( tindakan terhadap para jendral Pembentukan Dewan Revolusi , pengumuman Presiden dan penurunan pangkat kemiliteran ) Implikasi penjelasan itu segera menempatkan pelaku G 30 S/PKI terseudut secara moral serta memunculkan partisipasi luas dari masyarakat untuk melokalisir aktifitas G 30 S/PKI di daerahnya masing masing .
3. Tersendatnya Perebutan kekuasaan lokal
Pengumuman Majen Soeharto membawa implikasi tersendatnya proses perebutan kekuasaan lokal sebagai tidak lanjut komunike Letkol Inf . Untung dan Dekrit Dewan Revolusi . Sebagaimana perintah (Sjam ) BBC, Instruksi gerakan akan diberikan melalui siaran RRI . Ketika gerakan mereka baru dimulai dalam tahap awal , Mayjen Soeharto telah menyiarkan pengumuman yang dapat segera di telaah sebagai cerminan kegagalan gerakan induknya di Jakarta .
Masih banyak upaya Soeharto untuk meredam pergerakan PKI yang sangat berbahaya , contoh fakta di atas menjelaskan sedikit dari banyak usaha yang dilakukan oleh Soeharto dalam menahan serangan Kudeta yang akan di lakukan oleh PKI .
SOEHARTO MENUJU KURSI ORANG NOMOR 1 DI INDONESIA
Supersemar sejarah dalam balutan kekuasaan
Gerakan 30 September 1965 berhasil di atasi oleh Panglima Komando Strategis Angkatan Darat ( Pangkostrad) Mayjen Soeharto kesigapan dalam mengatasi keadaan sejak 1 Oktober 1965 membuat Mayjen Soeharto diserahi tugas sebagai Panglima Komando Operasi Pemulihan keamanan dan Ketertiban ( Pangkobkamtib ) . Karir militernya menanjak cepat Soeharto kemudian di lantik sebagai panglima TNI AD sebagai Letjen . Pada hari jumat 11 Maret 1966 Presiden Soekarno tengah memimpin Sidang Kabinet Dwikora yang di sempurnakan di istana merdeka , tiba tiba terisar kabar bahwa selain ada demo mahasiswa ternyata ada sekelompok pasukan tak dikenal tanpa atribut sedang bergerak memasuki monas . Melihat situasi demikian presiden Soekarno segera meninggalkan sidang dan terbang menggunakan helikopter menuju ke Istana Bogor .Sore harinya datanglah 3 jendral yang sebelumnya bertemu Letjen Soeharto yang tidak hadir dalam sidang kabinet di karenakan sakit . Di Istana Bogor , ketiga jendral yaitu Basuki Rahmat , Amir Machmud , dan M Jusuf berhasil meyakinkan presiden Soekarno untuk mengamankan situasi yang makin memanas . Usai surat itu di tanda tangani kemudian di terima oleh Letjen Soeharto dan jalan politik di Indonesia akan berubah di awalai dari surat tersebut . Supersemar menjadi titik balik kekuasaan presiden Soekarno semakin melemah dan pengaruh Soeharto semakin menguat dan menjadi tonggak berdirinya order baru .
Pengangkatan Jendral Soeharto menjadi Presiden
Sidang umum MPRS secara bulat memilih Soeahrto sebagai presiden , Rabu 27 Maret 1968 sidang umum V MPRS secara bulat memilih dan mengangkat Jendral Presiden Soeharto menjadi presiden RI . Pengangkatan dilakukan oleh ketua MPRS Jendral Nasution , malam ini termaktub didalam ketetapan no XLIV/MPRS/1968 tentang pengangkatan pengemban ketetapan MPRS no IX/1966 sebagai presiden RI , yang juga menetapkan bahwa masa jabatan kepresidenan adalah 5 tahun 1968 - 1973 sesuai UUD 1945 .
Pengangkatan Jendral Soeharto menjadi Presiden
Sidang umum MPRS secara bulat memilih Soeahrto sebagai presiden , Rabu 27 Maret 1968 sidang umum V MPRS secara bulat memilih dan mengangkat Jendral Presiden Soeharto menjadi presiden RI . Pengangkatan dilakukan oleh ketua MPRS Jendral Nasution , malam ini termaktub didalam ketetapan no XLIV/MPRS/1968 tentang pengangkatan pengemban ketetapan MPRS no IX/1966 sebagai presiden RI , yang juga menetapkan bahwa masa jabatan kepresidenan adalah 5 tahun 1968 - 1973 sesuai UUD 1945 .