Leadership yang efektif sangat penting untuk keberhasilan organisasi. Menurut sebuah studi by global consulting firm DDI, organisasi dengan bakat Leadership yang kuat mengungguli pesaing mereka dengan :
Bertindak lebih tegas
Menavigasi melalui kompleksifitas dengan efisiensi yang lebih besar
Mengantisipasi dan bereaksi terhadap tantangan bisnis dengan mudah
Leadership vs. Management:What’s the Difference?
Sebelum mempelajari apa yang membuat seorang Leader yang efektiif, penting untuk memahamii perbedaan antara leadership dengan manajemen
Meskipun ada beberapa tumpeng tindih antara pekerjaan yang dilakukan para Leader dan manajer , ada juga perbedaan yang signifikan
1. Process vs. Vision
Leaders yang efektif berpusat pada visi untuk memandu perubahan. Sedangkan manajer berangkat untuk mencapai tujuan organisasi melalui proses implementasi , seperti penganggaran penataan organisasi dan staff
para Leader lebih berniat berpikir kedepan dan memanfaatkan peluang
2. Organizing vs Aligning
Dalam buku On Becoming a Leader, sarjana Warren Bennis menyajikan daftar perbedaan utama antara manajer dan Leaders termasuk:
Manajer mengelola; Leaders berinovasi
Manajer mempertahankan; Leaders berkembang
Manajer berfokus pada sistem dan struktur; Leaders berfokus pada orang-orang
3. Position vs. Quality
"Memiliki posisi manajer tidak membuat kamu menjadi Leaders akan tetapi Manajer terbaik adalah seorang Leaders
Jika kamu bertindak dengan cara yang menginspirasi, mendorong,atau melibatkan orang lain, kamu adalah seorang Leader.
Tidak masalah gelar atau posisi Anda.
”Leadership adalah kualitas yang perlu dibentuk. Dengan mempelajari cara memengaruhi orang lain, kamu dapat membangun kesadaran diri yang lebih besar dan meningkatkan kinerja tim kamu.
Memahami bagaimana pekerjaan seorang leaders berbeda dari seorang manajer adalah dasar perjalanan leadership Anda.
Pertimbangkan pertanyaannya: Apa yang mendefinisikan seorang leader yang “efektif”?
Leader yang efektif membutuhkan lebih dari sekadar mengembangkan keterampilan kamu. Kamu juga seharusnya perlu memupuk dan memelihara lingkungan yang memungkinkan orang-orang di sekitar kamu buat berkembang. Sepanjang bagian ini, kamu akan belajar tentang keterampilan dan kualitas yang kamu butuhkan untuk mendorong kinerja individu dan tim.
SKILL 1: EMOTIONAL INTELLIGENCE
Emotional Intellegence adalah kemampuan untuk memahami dan mengelola emosi kamu sendiri, mengenali dan memengaruhi emosi orang-orang di sekitar kamu. Orang yang berkinerja terbaik memiliki kecerdasan emosional yang tinggi. Dengan membangun EQ, kamu dapat mengeluarkan yang terbaik dari orang lain dan mengembangkan tim yang sukses. Berikut ini lima keterampilan kecerdasan emosional yang kamu butuhkan dan cara untuk dapat mengembangkannya.
1. Self Awarnes
Self Awarness adalah memiliki pemahaman yang jelas tentang kekuatan, keterbatasan, emosi, keyakinan, dan motivasi diri kamu sendiri. Leader yang mahir mengenali dan mengelola emosi mereka lebih siap untuk memahami perasaan orang lain dan tau bagaimana memotivasi tim kamu. Tim dengan individu yang kurang kesadaran diri membuat keputusan yang lebih buruk dan kurang efektif dalam manajemen konflik.
2. Self Regulation
Self Regulation mengacu pada bagaimana kamu mengelola emosi, perilaku, dan impuls. Semakin kamu sadar diri, semakin mudah hal ini terjadi. Jika kamu dapat mengenali apa yang kamu rasain dan mengapa, kamu dapat merespons dengan tepat. Jika rentan terhadap ledakan emosi atau reaksi berlebihan, ada taktik yang dapat kamu gunakan untuk meningkatkan pengaturan diri :Jeda sebelum menjawab: Beri diriimu waktu buat berhenti dan berpikir sebelum menjawab. Contoh sederhana dengan mengambil napas dalam-dalam dan membiarkan jeda 20 detik sehingga perasaan Anda keluar dari pikiran kamu. Ambil langkah mundur: Kadang kamu perlu meninggalkan ruangan, berjalan-jalan, minum air, atau menelepon teman daripada membuat penilaian cepat, mengirim email pedas, atau menyerang tim kamu sendiri .Kenali emosi kamu: Coba catat apa yang kamu rasain dan apa sih yang bikin kamu kesusahan. Kamu perlu mulai mengidentifikasi pola. Kalau kamu tau apa yang jadi pemicunya, pada saat situasi serupa terjadi, kamu akan berada pada posisi yang lebih baik untuk menanganinya dengan cara yang sehat dan positif.
3. Empathy
Empati adalah kemampuan untuk memahami pengalaman dan emosi orang lain, dan telah diperingkatkan sebagai keterampilan kepemimpinan teratas yang dibutuhkan saat ini oleh perusahaan konsultan global DDI. Menurut penelitian DDI, para pemimpin yang unggul dalam mendengarkan dan merespons dengan empati berkinerja lebih dari 40 persen lebih tinggi dalam pembinaan, perencanaan, dan pengambilan keputusan. Dengan secara aktif mendengarkan tim kamudan meluangkan waktu untuk memahami keinginan dan kebutuhan mereka, Kamu dapat meningkatkan keterlibatan, membangun kepercayaan, dan melatih mereka secara lebih efektif melalui tantangan. Semakin tim kamu merasa dihargai, semakin besar investasi mereka, yang, pada gilirannya, mengarah pada semangat kerja yang lebih tinggi dan budaya perusahaan yang lebih kuat.
4. Motivation
Motivasi mengacu pada kemampuan kamu untuk menginspirasi diri sendiri dan orang lain untuk bertindak. Penting untuk memimpin dengan memberi contoh. Para leaders yang bermotivasi diri lebih peduli tentang pencapaian pencapaian organisasi daripada penghargaan uang. Mereka menetapkan tujuan, mengambil inisiatif, menghadapi tantangan, dan tetap optimis selama masa-masa sulit. Semakin positif, semakin percaya diri tim kamu. Motivasi kamu akan meresap ke dalam organisasi, dan Kamu akan memiliki pemahaman yang lebih baik tentang cara memberdayakan tim kamu sendir.
5. Social Skills
Keterampilan sosial adalah tentang bagaimana kamu merasakan emosi dan berinteraksi serta berkomunikasi dengan orang lain. Contoh para pemimpin yang cerdas secara emosional dapat masuk ke ruangan tim kamu dengan bibir mengerucut dan kepalan tangan terkepal dan tidak hanya merasakan ketegangan tetapi juga tahu bagaimana menangani dan menyelesaikan konflik sebelum meningkat. Semakin kamu selaras dengan emosimu, semakin mudah untuk menilai orang lain. Dan kalau kamu dapat menilai perasaan orang lain, kamu dapat lebih mudah membangun dan memelihara hubungan. Leader dengan keterampilan sosial yang kuat tahu bahwa mereka tidak dapat mencapai kesuksesan sendirian. Melampaui tujuan dan mencapai tonggak membutuhkan kolaborasi, komunikasi, dan visi bersama.