Senin, 22 Februari 2021

Sejarah RA Kartini

 RA Kartini


Setiap tanggal 21 April masyarakat Indonesia memperingati hari cartini, Hari yang indah bagi perempuan karena kita merayakan kelahiran putri agung RA kartini. Semua orang tahu siapa kartini. Dia adalah pahlawan nasional kita dan seorang wanita hebat dengan ide cemerlang. Kartini lahir pada tahun 1879, 21 April di mayong jepara. Ayahnya adalah RMAA. Sosroningrat, Wedana (Pembantu Bupati) di Mayong. Ibunya, MA Ngasirah adalah seorang gadis dari desa teluk awur di Jepara. Sebagai putri dari keluarga bangsawan, Dia merasakan keberuntungan karena dia mendapatkan lebih dari yang didapat orang biasa. Dia mendapat pendidikan yang lebih baik dari anak-anak lain, Dia melakukan apapun yang dia inginkan meskipun itu dilarang. Dia melewati masa kecilnya dengan saudara laki-laki dan perempuannya. Karena dia sangat energik, ayahnya memanggilnya "trinil" Kemudian ayahnya terpilih sebagai Bupati (Bupati) di Jepara


Dia dan keluarganya kemudian pindah dari mayong ke jepara. Di tahun yang sama, lahirlah adik kedua Kartini, RA Kardinah. Lingkungan di Jepara memberikan perubahan besar untuk mengembangkan idenya. Dia bisa belajar di sekolah milik Belanda di mana hanya anak-anak dari keluarga bangsawan yang bisa belajar di sini. Beberapa tahun setelah menyelesaikan studinya, RA Kartini berkeinginan untuk melanjutkan studinya ke jenjang yang lebih tinggi. Namun kebiasaan hari itu melarang seorang wanita bersekolah. Tradisi saat itu, seorang gadis remaja harus diasingkan dan membatasi aktivitasnya. Begitu pula Kartini.


Dia diasingkan di dalam rumah dan dilarang untuk pergi sampai seorang pria melamarnya. Aturan tersebut dapat membatasi tubuhnya tetapi tidak dapat membatasi pikirannya. Selama "pingitan", ia menghabiskan waktunya dengan membaca buku yang didapatnya dari relasi. Meskipun dia tidak bisa melanjutkan studinya ke jenjang yang lebih tinggi, dia cerdas punya ide cemerlang. Ilmu itu didapatnya dari buku-buku yang dibacanya. Untuk mengungkapkan idenya, ia mendirikan sekolah untuk warga sekitar di halaman belakang balai kota Jepara. pada 12 November 1903, ia menikah dengan Adipati Djoyoningrat, Bupati Rembang. Menurut tradisi Jawa Kartini harus mengikuti suaminya. Dia pindah ke rembang. Pada bulan September 1904 dia melahirkan putranya. Namanya singgih. Namun setelah melahirkan seorang anak laki-laki, kondisinya semakin parah dan ia akhirnya meninggal dunia pada tanggal 17 September 1904 di usianya yang ke-25. Kini Kartini telah tiada. Tapi semangat dan mimpinya akan selalu ada di hati kita. Kemajuan perempuan Indonesia dewasa ini dipengaruhi oleh semangat Kartini yang tertuang dalam kumpulan surat "Habis gelap terbitlah terang" dari senja hingga fajar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TATALAKSANA PENYERAHAN PEMBERITAHUAN RENCANA KEDATANGAN SARANA PENGANGKUT, MANIFES KEDATANGAN SARANA PENGANGKUT DAN MANIFES KEBERANGKATAN SARANA PENGANGKUT

 PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK IN DONESIA NOMOR 158/PMK.04/2017 Point - point yang di catat . PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDO...