Balas
jasa sebagai ganjaran harus dikatikan dengan motivasi kerja . Untuk mewujudkan
sistem balas jasa yang efektif perlu ditempuh langkah langkah sebagai pedoman
bagi seorang manajer . Langkah - langkah yang diBalas jasa sebagai ganjaran
harus dikatikan dengan motivasi kerja . Untuk mewujudkan sistem balas jasa yang
efektif perlu ditempuh langkah langkah sebagai pedoman bagi seorang manajer .
Langkah - langkah yang dimaksud adalah sebagai berikut :
1.
Merumuskan Pekerjaan
Rumuskanlah standart pekerjaan yang tinggi , yang menggambarkan
volume dan beban kerja yang harus dilaksanakan secara efektif dan efisien .
Standart pekerjaan secara relatif juga merupakan tujuan pekerjaan / jabatan
.Semua sistem pemberian insentif sangat bergantung pada standar pekerjaan yang
telah ditetapkan . Dengan kata lain standart pekerjaan sebagai tujuan pekerjaan
merupakan target bagi para pekerja dalam melaksanakan tugas - tugasnya .
Dari sisi standart pekerjaan akan mempermudah seorang supervisor
dalam membagi dan memberikan tugas tugas yang wajar / layak bagi setiap pekerja
.
Harus diusahakan agar standart pekerjaan dirumuskan secara akurat
dengan menetapkan volume dan beban kerja yang dikategorikan sebagai pekerjaan
yang produktif , jika dikerjakan secara efektif dan efisien . Disamping itu
tetapkan juga cara melaksanakannya atau cara bekerja yang paling ideal dalam
hubunganya insentif untuk motivasi kerja . Kejelasan itu akan mempermudah
penetapan besarnya insentif yang akan diberikan , melalui usaha
membandingkannya dengan standart pekerjaan lain , yang mungkin lebih ringan
atau lebih berat .
Pemberian insetif akan lebih akurat jika standart pekerjaan perumusan
dihubungkan pula dengan aspek keamanan , keselamatan , dan kesehatan kerja dan
kualitas kerja serta hasil yang diinginkan .
Untuk
maksud adalah sebagai berikut
:
1. Merumuskan Pekerjaan
Rumuskanlah standart pekerjaan yang tinggi , yang
menggambarkan volume dan beban kerja yang harus dilaksanakan secara efektif dan
efisien . Standart pekerjaan secara relatif juga merupakan tujuan pekerjaan /
jabatan .Semua sistem pemberian insentif sangat bergantung pada standar
pekerjaan yang telah ditetapkan . Dengan kata lain standart pekerjaan sebagai
tujuan pekerjaan merupakan target bagi para pekerja dalam melaksanakan tugas -
tugasnya .
Dari sisi standart pekerjaan akan mempermudah seorang supervisor
dalam membagi dan memberikan tugas tugas yang wajar / layak bagi setiap pekerja
.
Harus diusahakan agar standart pekerjaan dirumuskan secara akurat
dengan menetapkan volume dan beban kerja yang dikategorikan sebagai pekerjaan
yang produktif , jika dikerjakan secara efektif dan efisien . Disamping itu
tetapkan juga cara melaksanakannya atau cara bekerja yang paling ideal dalam
hubunganya insentif untuk motivasi kerja . Kejelasan itu akan mempermudah
penetapan besarnya insentif yang akan diberikan , melalui usaha
membandingkannya dengan standart pekerjaan lain , yang mungkin lebih ringan
atau lebih berat .
Pemberian insetif akan lebih akurat jika standart pekerjaan
perumusan dihubungkan pula dengan aspek keamanan , keselamatan , dan kesehatan
kerja dan kualitas kerja serta hasil yang diinginkan .
Untuk lebih mengarahkan perumusan standart pekerjaan , para
manajer perlu memperhatikan aspek aspek sebagai berikut :
a) Analisis
pekerjaan yang manghasilkan deskripsi pekerjaan / Jabatan , harus dibuat secara
cermat karena merupakan sumber utama bagi perumusan standart pekerjaan
b) Di
dalam deskripsi Pekerjaan / Jabatan harus dirumuskan juga tentang cara / metode
kerja ( Studi kegiatan / gerak ) disamping isi pokoknya tentang volume ( jenis
dan jumlah ) pekerjaan yang harus dilaksanakan
c) Menetapkan
juga deskripsi waktu yang dipergunakan ( kecepatan kerja ) yang seharusnya
dalam melaksanakan tugas – tugas ( studi waktu )
Sehubungan dengan itu perencanaan insentif untuk pekerja tingkat bawah sebagai mana dikatakan di atas , bergerak antara 20 sd 25 % dari upah / gaji dasar , yang perlu diatur dalam dua dimensi sbb :
a. Menetapkan insetif rata – rata / dasar yang jumlahnya sama untuk semua pekerja , bagi yang telah bekerja keras dan bijaksana
b. Menetapkan Insentif ekstra , untuk pekerja yang berprestasi .Insentif ini termasuk juga untuk pekerja kunci / utama dalam produk lini , yang dapat dibedakan sekitar 10 % sampai dengan 25 % dari insetif rata – rata / dasar tersebut di atas .
Apabila organisasi / perusahaan memberikan insentif yang cukup tinggi , dikhawatirkan para pekerja akan dikurangi manajer dengan insetif rata – rata ,yang dapat dikategorikan sebagai konflik dalam bekerja ,ketiga kekhawatiran tersebut adalah :
- Insentif extra karena berprestasi dalam jumlah yang cukup besar , di khawatirkan para pekerja akan di kurangi manajer dengan insetif rat - rata , atau jika tidak di kurangi dikhawatirkan manajer akan meningkatkan standart pekerjaan dengan menambah volume / beban kerjanya
- Pekerja juga sering mengkhawatirkan insentif extra sebagai tambahan penghasilan yang berlebih - lebihan , oleh manajer kemudian ditetapkan keharusan bekerja diluar tugas pokok sebagai usaha yang mengimbanginya .
- Insetif yang tidak membedakan jenjang , hirarki jabatan , status pekerja , namun menimbulkan kesulitas dalam mempadukan pekerja yang tinggi dengan yang rendah statusnya . Untuk itu insetif sebaiknya dibedakan secara bertingkat berdasarkan jabatan / status pekerja , agar yang lebih tinggi jabatan merasa layak / wajar sesuai statusnya .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar