Dalam seminggu terakhir berita telah di hebohkan dengan penyerangan Amerika terhadap Iran yang menewaskan petinggi militer Iran .Sehari berselang juga ada berita menghebohkan perihal masuknya kapal militer China ke perairan Natuna dan mengklaim hak atas perairan milik negara Indonesia , hal ini membuat hubungan antar kedua negara menghangat . Kenapa negara China mengklaim wilayah teritorial Indonesia ? Coba kita kupas tuntas disini .
1. Letak Geografis
Perairan Natuna terletak bagian terluar wilayah Indonesia bagian utara Indonesia . Letaknya beedekatan dengan negara tetangga seperti Malaysia , Singapura . Perairan Natunamasuk ke dalam Zona Eksklusif Ekonomi , yaitu zona yang luasnya 200 mil (322 km ) yang mana dalam zona tersebut sebuah negara pantai ( seperti Indonesia ) mempunyai hak atas kekayaan sumber daya alam di dalam nya dan berhak menggunakan kebijakan hukum ,navigasi terbang di atas nya ataupun melakukan penanaman kabel dan pipa .sumber Wikipedia
2. Kekayaan alam laut Natuna
Laut Natuna Berada di jalur pelayaran Internasional yang cukup strategis untuk ke Hongkong ,Taiwan dan China . Natuna memiliki sumber daya alam yang cukup melimpah, terutama energi. Total produksi minyak dari blok-blok yang berada di Natuna adalah 25.447 barel per hari. Sementara produksi gas bumi tercatat sebesar 489,21 MMSCFD.
Natuna bisa jadi lokasi blok gas raksasa terbesar di Indonesia, dengan terdapatnya blok East Natuna yang sudah ditemukan sejak 1973.
Berdasar data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas), volume gas di blok East Natuna bisa mencapai 222 TCF (triliun kaki kubik). Tapi cadangan terbuktinya hanya 46 TCF , jauh lebih besar dibanding cadangan blok Masela yang 10,7 TCF. Sementara, untuk cadangan minyak diperkirakan mencapai 36 juta barel.
Tak hanya menyimpan potensi migas yang besar, kawasan Laut Natuna juga menyimpan kekayaan perikanan yang berlimpah yaitu ikan pelagis kecil (621,5 ribu ton/tahun), demersal (334,8 ribu ton/tahun), pelagis besar (66,1 ribu ton/tahun), ikan karang (21,7 ribu ton/tahun), udang (11,9 ribu ton/tahun), cumi-cumi (2,7 ribu ton/tahun), hingga lobster (500 ton/tahun). Sumber kompas.com
3. Klaim China atas perairan Natuna
Seperti kita tau uraian di atas bahwa kekayaan alam perairan Natuna yang sangat melimpah menjadi incaran beberapa Negara . Di era Menteri Susi Pudjiastuti
Banyak menangkap kapal kapal nelayan dari negara asing . Tak terkecuali China yang baru ramai di Minggu ini . Klaim laut Natuna terjadi jauh sebelum era Presiden Jokowi yakni sejak tahun 1995 China mengeluarkan pernyataan bahwa 200 mil laut Natuna masuk dalam zona ekslusif ekonominya klaim China tersebut didasari atas deklarasi tahun 1958 tentang laut China Selatan serta undang undang tentang laut teritorial dan wilayah yang berbatasan pada tahun 1992 .tak hanya itu China juga mengklaim kepulauan Natuna yang kayak akan gas alam sebagai wilayahnya .
Mereka (Cina) tidak dapat membuat peta nyata hanya dengan menunjukkan titik-titik tertentu. Oleh sebab itu peta tersebut dianggap sebagai peta ilustratif dan tidak pernah ada," kata Menlu Ali Alatas, dilansir dari Harian Kompas, 5 Juni 1995.
Pada akhirnya pemerintah China mengakui bahwa kepulauan dan perairan Natuna adalah bagian dari Teritorial Indonesia .Harian Kompas, 11 Maret 2016, kapal ilegal berbobot sekitar 200 gros ton tersebut terindikasi dikawal kapal patroli Tiongkok sewaktu mencuri ikan.Insiden terjadi sewaktu aparat pengawas Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengejar dan memberikan tembakan peringatan ke KM Kway Fey 10078.
Dan yang terbaru 29 Des 2019 , Kapal Nelayan China masuk ke perairan Laut Natuna yang di kawal langsung oleh polisi Air Negara China hal tersebut membuat terjadi friksi antara kapal militer Indonesia dan Kapal Freegat milik China . Pemerintah Indonesia melakukan Protes resmi melalui Menteri luar negeri dan di tanggapi oleh pemerintah China bahwa mereka tidak melanggar zona eksklusif ekonomi Indonesia karena klaim daerah teritorial nya .
Selai dengan Indonesia China juga berkonflik perbatasan dengan Vietnam , Brunei ,Filipina dan Taiwan .
.